Tugas Mandiri
Dosen Pembimbing
KEPEMIMPINAN Dr. Abdul Rozak
KEPEMIMPINAN DALAM ISLAM
UIN SUSKA RIAU
DISUSUN OLEH:
MELDAWATI
11375202252
V/ANA/A
JURUSAN
ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS EKONOMI
DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2015
KATA PENGANTAR
Puji
syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah Kepemimpinan “Kepemimpinan
dalam Islam”. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan
kepada pembaca di bidang kepemimpinan, khususnya dalam peran manusia sebagai
khalifah dimuka bumi ini.
Disamping
itu makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Kepemimpinan. Manusia,
sebagai makhluk ciptaan Allah SWT. yang paling sempurna harus sadar akan
keberadaan dirinya tidak takut untuk mengubah kehidupannya untuk menjadi lebih
baik, dan tidak berhenti untuk terus menimba ilmu dalam kehidupan guna keluar
dari kebodohan imannya dan menuju peningkatan nilai dan kecerdasan takwa
dirinya kepada Sang Maha Pencipta.
Penulis
menyadari bahwa masih banya kekurangan pada penulisan ini. Dengan segala
kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran. Tak ada gading yang tak
retak, kesempurnaan hanya lah miliki Allah SWT semata. Semoga makalah ini
menjadi pelita bagi individu yang ingin mengembangkan kepribadian dirinya.
Amin.
Pekanbaru,
23 Oktober 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................. 1
C. Tujuan Makalah................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kepemimpinan Menurut Islam.......................................................................... 3
B. Pemimpin Efektif............................................................................................................... 5
C. Ciri-ciri Pemimpin Menurut Islam....................................................................................... 6
D. Prinsip Kepemimpinan Menurut Islam................................................................................ 7
E.
Gaya Kepemimpinan Dalam
Islam..................................................................................... 8
F.
Sifat Pemimpin Islam.......................................................................................................... 9
G. Kepemimpinan Menurut Al-Quran.................................................................................... 10
H. Kepemimpinan Nabi Muhammad SAW. dan Sahabatnya................................................. 11.
BAB III PENUTUP
A.
KESIMPULAN.................................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup
sendiri. Dalam hidup, manusia selalu berinteraksi dengan sesama serta dengan
lingkungan. Manusia hidup berkelompok baik dalam kelompok besar maupun dalam
kelompok kecil. Hidup dalam kelompok tentulah tidak mudah. Untuk menciptakan
kondisi kehidupan yang harmonis anggota kelompok haruslah saling menghormati
dan menghargai. Keteraturan hidup ini perlu saling dijaga. Hidup yang teratur
adalah impian setiap insane. Menciptakan dan menjaga kehidupan yang harmonis
adalah tugas manusia.
Manusia adalah makhluk Allah SWT. yang paling tinggi
dibanding makhluk Allah SWT. yang lainnya. Manusia di anugerahi kemampuan untuk
berpikir, kemampuan untuk memilah dan memilih mana yang baik dan mana yang
buruk. Dengan kelebihan itulah manusia seharusnya mampu mengelola lingkungan
dengan baik. Allah SWT menjadikan manusia sebagai khalifah dimuka bumu hanya
untuk menyembah dan beribadah kepada-Nya. Mengerjakan segala perintah-Nya,
mulai dari shalat, puasa, zakat, dan segala hal yang mendatangkan kemaslahatan
bagi diri manusia itu sendiri dan menjauhi larangan-Nya agar dapat mencegah
kerusakan dimuka bumi.
Tidak hanya lingkungan yang perlu dikelola dengan
baik, kehidupan sosial manusia pun perlu dikelola dengan baik. Untuk itulah
dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berjiwa
pemimpin, paling tidak untuk memimpin dirinya sendiri. Dengan berjiwa pemimpin,
manusia akan dapat mengelola diri, kelompok dan lingkungan dengan baik.
Khususnya dalam penanggulangan masalah yang relative pelik dan sulit. Disinilah
dituntut kearifan seseorang pemimpin dalam mengambil keputusan agar masalah
dapat terselesaikan dengan baik.
1.2
Rumusan Masalah
Maksud dari makalah ini “Kepemimpinan dalam Islam”.
Adalah sebagai syarat untuk memenuhi salah satu mata kuliah kepemimpinan.
Maksud penulisan makalah ini ialah:
1.
Mendidik mahasiswa
atau mahasiswi agar dapat bertanggung jawab pada penulisannya secaraobyektif.
2.
Memberi
kesempatan pada mahasiswa atau mahasiswi untuk menjadi pribadi memiliki wawasan
yang luas dan konkrit.
1.3
Tujuan Masalah
Tujuan dari penulisan makalah ini ialah:
1.
Mengembangkan
pendapat mahasiswa atau mahasiswi untuk selalu optimis dan percaya diri akan
kemampuan sendiri pada penulisan makalah ini.
2.
Mendidikan
mahasiswa atau mahasiswi untuk dapat menunjukkan kualitas daya pikirnya sebagai
insane akademik yang memiliki kemampuan intelektual.
3.
Mendidik agar
dapat memberi alasan sari pengalaman yang didapat kemudian disosialisasikan
dalam bentuk tulisan.
4.
Untuk memenuhi
salah satu syarat tugas kepemimpinan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Kepemimpinan Menurut Islam
Kata modern “to lead”
jelas diambil dari ekspresi Viking. Pada masa sekarang ini kita menggambarkan
beberapa organisasi yang berisi kumpulan dan aliran “pengetahuan” dan
“informasi” serta dijalankan oleh “pekerja pengetahuan”. Ada banyak definisi
tentang kepemimpinan. Tetapi bagi kita, secara mendasar leadership berarti mempengaruhi orang. Ini merupakan definisi yang
luas dan termasuk didalamnya bermacam-macam perilaku yang diperlukan untuk
mempengaruhi orang lain. Sebagian besar prespektif leadership memandang
pemimpin sebagai sumber pengaruh. Pemimpin dalam memimpin pada dasarnya
mempengaruhi dan para pengikutnya mengikuti.
Pemimpin untuk abad millennium adalah pemimpin
sebagaimana dalam firman Allah SWT. Dalam surat An-Nur (24) ayat 55,yang
artinya: “Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriaman diantara
kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa dia sungguh-sungguh akan
menjadikan mereka berkuasa dibumi, sebagaimana Dia telah orang-orang sebelum
mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah
diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka,
sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap
menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan
barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah
orang-orang yang fasik. (An-Nur (24):55).[1]
Kepemimpinan adalah pengaruh yang efektif.
Kepemimpinan adalah meyakinkan orang lain untuk memperbaiki minta-minta mereka
sendiri dan dia mau menerima tujuan-tujuan dari satu kelompok seperti miliknya
sendiri. [2]
Imam Ali bin Abi Thalib mendefinisikan keadilan sebagai
menempatkan sesuatu pada tempatnya yang layak. Keadilan bak hukum umum yang
dapat ditetapkan kepada manajemen dari urusan masyarakat. Keuntungannya
bersifat universal dan serba mencakup. Ia sautu jalan raya yang melayani semua
orang setiap orang.
Jelaslah kata leadership sendiri merupakan muatan nilai.
Kita biasanya memikirkan kata tersebut dengan positif, yaitu seseorang yang
mempunyai kapasitas khusus. Sebagian besar dari kita akan menjadi seorang
pemimpin dari pada seorang manejer, atau seorang pemimpin daripada seorang
politikus. Sering kata leadership mengacu pada peran daripada perilaku.
Menurut Murtadha Muttahari , umat manusia berbeda
dalam hal keimanan dan kesadaran mereka akan akibat dari perbuatan dosa.
Semakin kuat iman dan kesadaran mereka untuk berbuat dosa. Jika derajat
keimanan telah mencapai intuitif (pengetahuan yang didapat tanpa melalui proses
penalaran) dan pandangan batin, sehingga manusia mampu menghayati persamaan
antara orang melakukan dosa dengan melemparkan diri dari puncak gunung atau
meminum racun, maka kemungkinan melakukan dosa pada diri yang bersangkutan akan
menjadi nol. [3]
Pada dasarnya kepemimpinan mengacu pada suatu proses
untuk menggerakkan sekelompok orang menuju kesuatu tujuan yang telah ditetapkan
atau disepakati bersama dengan mendorong atau memotivasi mereka untuk bertindak
secara yang tidak memaksa. Dengan kemampuannya seorang pemimpin yang baik mampu
menggerakkan orang-orang menuju tujuan jangka panjang dan betul-betul merupakan
upaya memenuhi kepentingan mereka yang terbaik. Tujuan tersebut bisa bersifat
umum, seperti menyebarkan ilmu yang bermanfaat keseluruh dunia, atau khusus
seperti mengadakan konferensi mengenai isu tersebut. Apapun cara yang dilakukan
pemimpin hasilnya haruslah memenuhi kepentingan terbaik orang-orang yang
terlibat dalam tujuan jangka panjang yang nyata.
Dengan demikian
kepemimpinan dapat dikatakan sebagai peranan dan juga suatu proses untuk
mempengaruhi orang lain. Pemimpin adalah anggota dari suatu perkumpulan yang
diberi kedudukan tertentu dan diharapkan dapat bertindak sesuai dengan
kedudukannya. Seorang pemimpin adalah juga seesorang dalam suatu perkumpulan
yang diharapkan dapat menggunakan pengaruhnya untuk mewujudkan dan mencapai
tujuan kelompok. Sehingga dapatlah dikatakan bahwa seorang pemimpin yang jujur
ialah seorang yang memimpin dan bukan seorang yang menggunakan kedudukan untuk
memimpin.[4]
Selain itu kepemimpinan juga adalah kemampuan untuk
menjalankan pekerjaan melalui orang lain dengan mendapatkan kepercayaan dan
kerja sama. Hampir semua aspek pekerjaan dipengaruhi dan tergantung pada
kepemimpinan. Terdapat sejumlah faktor yang mempengaruhi efektivitas
kepemimpinan yang meliputi latarbelakang pemimpin tersebut, pengalaman, harapan
terhadap kebijakan dan prosedur organisasi, kecenderungan umum industry dan
norma-norma sosial.
B.
Pemimpin Efektif
Pada dasarnya pemimpin yang efektif itu lahir dari
suatu proses sejak meciptakan wawasan, mengembangkan strategi, membangun kerja
sama dan mampu bertindak, sehingga indikator pemimpin yang efektif adalah:
1.
Mereka yang
mampu menciptakan wawasan dan wacana untuk masa depan dengan mempertimbangkan
kepentingan jangka panjang kelompok yang terlihat.
2.
Mereka yang
mampu mengembangkan strategi yang rasional untuk menuju kearah tercapainya
wawasan tersebut.
3.
Mereka yang
mampu memperoleh dukungan dari pusat kekuatan dalam hal kerja sama,
persetujuan, kerelaan atau kelompok kerjanya dibutuhkan untuk menghasilkan
pergerakan itu.
4.
Mereka yang
mampu memberi motivasi yang kuat pada kelompok inti yang tindakannya merupakan
penentu untuk melaksanakan strategi.
Tidak ada formula yang tepat bagaimana menjadi
pemimpin efektif, tetapi beberapa penelitian menyeroti beberapa poin yang
berguna, yaitu:
1.
Pelatihan. Atasi
kekurangan-kekurangan melalui pelatihan-pelatihan yang sesuai. Pelatihan dalam
bidang public speaking, pengambilan keputusan, pemecahan masalah, meningkatkan
keyakinan diri dan sejenisnya telah tersedia secara luas.
2.
Gaya. Buatlah
gaya yang sesuai dengan kombinasi situasi, tugas dan keterlibatan manusianya.
Mempertahankan fleksibilitas yang memungkinkan anda untuk menyesuaikan gaya
anda dengan situasi.
3.
Bawahan. Mereka
ingin diperlakukan sebagai individu yang cakap. Ciptakan suasana yang mendukung
pencapaian pekerjaan mereka dan kebutuhan pribadinya.
4.
Sifat dasar
pekerjaan. Sesuaikan diri dengan hakikat pekerjaan. Kepemimpinan anda harus
menyesuaikan diri dengan tugas.
Berkaitan dengan uraian diatas bagaimana caranya agar
kepemimpinan seseorang menjadi lebih efektif, menurut Chris Chittenden dari
Gaia Consulting Group Pty Ltd bahwa kepemimpinan efektif adalah mampu
menempatkan orang-orang sehingga mereka tidak bekerja menurut kehendaknya
masing-masing. Terdapat banyak segi terhadap kepemimpinan yang besar dan
mengkalim bahwa mereka itu semua adalah didasari adanya hubungan jaringan antar
pemimpin. Landasan dari hubungan efektif adalah kepercayaan yang diletakkan
diatas segala-galanya. Untuk menjadi pemimpin yang efektif maka harus dapat
dipercaya dan mampu membangun kepercayaan antara yang satu dengan yang lain.[5]
Seorang pemimpin yang efektif melihat organisasi
sebagai sebuah jaringan hubungan dan memiliki keterampilan konvensioanal untuk
membangun jaringan tersebut. Mereka mengerti bahwa pembicaraan yang tepat pada
waktu yang tepat dalam suasana yang mendukung akan membangun hubungan. Mereka
juga mengerti bahwa pembicaraan yang salah akan merusak mereka.
Pemimpin yang efektif memahami bahwa untuk mengelola
apa yang seahrusnya ada, mereka harus menginterupsi jadwal yang padat dalam
rangka memperoleh kemungkinan-kemungkinan. Mereka perlu keluar dari tekanan
yang muncul dari tekanan yang muncul setiap hari untuk melihat hutan dedaunan.
Mereka juga menyadari bahwa rincian akan menghasilkan kesempatan bahwa makin
detail rinciannya maka makin besar potensinya untuk belajar dan
mentransformasi.
Oleh karena itu mereka tidak menghukum atas kesalahan,
tetapi melihatnya sebagai peluang untuk belajar dan tumbuh. Pemimpin yang
efektif mampu mengantisipasi atau menciptakan perubahan paradigm dimana
organisasinya dijalankan. Pemimpin yang efektif memiliki karyawan yang
mempersonifikasi misi dan nilai-nilai perusahaan, karyawan yang memiliki
komitmen terhadap keinginan yang harus dicapai perusahaan.
C.
Ciri-ciri
Pemimpin Menurut Islam
Rasulullah SAW. dalam sabdanya menyatakan bahwa
pemimpin suatu kelompok adalah pelayan pada kelompok tersebut. Sehingga sebagai
seorang pemimpin hendaklah dapat dan mampu melayani serta menolak orang lain
untuk maju dengan ikhlas. Beberapa ciri penting yang menggambarkan kepemimpinan
islam adalah sebagai berikut:[6]
1.
Setia. Pemimpin
dan orang yang dipimpin terikat kesetiaan kepada Allah SWT.
2.
Terikat pada
tujuan. Seorang pemimpin ketika diberi amanah sebagai pemimpin dalam melihat
tujuan organisasi bukan saja berdasarkan kepentingan kelompok, tetapi juga
dalam ruang lingkup tujuan islam yang lebih luas.
3.
Menjunjung
tinggi Syariah dan Akhlak Islam. Seorang pemimpin yang baik bilamana ia merasa
terikat dengan peraturan islam, dan boleh menjadi pemimpin selama ia tidak
menyimpang dari syariah. Waktu ia melaksanakan tugasnya ia harus patuh kepada
adab-adab islam, khususnya ketika berhadapan dengan golongan oposisi atau
orang-orang yang tidak sepaham.
4.
Memegang Teguh
Amanah. Seorang pemimpin ketika menerima kekuasaan menganggap sebagai amanah
dari Allah SWT. yang disertai oleh tanggung jawab. Al-Quran memerintahkan
pemimpin melaksanakan tugasnya untuk Allah SWT dan selalu menunjukkan sikap
baik kepada orang yang dipimpinnya.
5.
Tidak sombong.
Menyadari bahwa diri kita ini adalah kecil, karena yang besar dan Maha Besar
hanya Allah SWT. sehingga hanya Allah-lah yang boleh sombong. Sehingga
kerendahan hati dalam memimpin merupakan salah satu ciri kepemimpinan yang
patut dikembangkan.
6.
Dispilin,
konsisten dan konsekuen. Merupakan ciri kepemimpinan dalam islam dalam segala
tindakan, perbuatan seorang pemimpin. Sebagai perwujudan seorang pemimpin yang
professional akan memegang teguh terhadap janji, ucapan dan perbuatan yang
dilakukan, karena ia menyadari bahwa Allah SWT. mengetahui semua yang ia
lakukan bagaimana pun ia berusaha untuk menyembunyikannya.
D.
Prinsip
Kepemimpinan
Kepemimpinan menurut islam ialah sebagai berikut:[7]
1.
Musyawarah.
Mengutamakan musyawarah sebagai prinsip yang harus
diutamakan dalam kepemimpinan islam. Al-Quran dengan jelas menyatakan bahwa
seorang yang menyebut dirinya sebagai pemimpin wajib melakukan musyawarah
dengan orang yang berpengetahuan atau orang yang berpandangan baik. Melalui
musyawarah memungkinkan seluruh komunitas islam akan turut serta berpartisipasi
dalam proses pembuatan keputusan, dan sementara itu pada saat yang sama
musyawarah dapat berfungsi sebagai tempat untuk mengawasi tingkah laku para
pemimpin jika menyimpang dari tujuan semula.
2.
Adil.
Pemimpin sepatutnya mampu memerlakukan semua orang
secara adil, tidak berat sebelah dan tidak memihak. Selain memegang teguh
prinsip keadilan sebagai dasar tegaknya masyarakat islam, pemimpin organisasi
islam juga sepatutnya mendirikan badan peradilan internal atau lembaga hukum
untuk menyelesaikan berbagai perbedaan atau sengketa dalam kelompok itu.
3.
Kebebasan
berpikir
Akibat manusia tidak mengindahkan peringatan Allah
SWT. maka Allah SWT. berfirman dalam sratu Al khafi (18) ayat 54 yang artinya:
“ dan sesungguhnya kami telah mengulang-ulangi bagi manusia dalam Al-Quran ini
bermacam-macam perumpamaan. Dan manusia adalah makhluk yang paling banyak
membantah. (Al-Khafi (18):54). Pemimpin yang baik adalah mereka yang mampu
memberikan ruang dan mengundang anggota kelompok untuk mampu mengemukakan
kritiknya secara konstruktif.
E.
Gaya
Kepemimpinan dalam Islam
Dalam islam gaya kepemimpinan ialah sebagai berikut:[8]
1.
Pencari
kegembiraan.
Mereka adalah orang-orang
pengambil resiko ketika marah menjadi agresif atau pasif, adalah pendiri atau
pencipta, memiliki artikulasi verbal dan banyak bicara, antusias, termotivasi
dan lain sebagainya.
2.
Pencari rinci
atau detail.
Mereka
menanyakan bagaimana, akan menanyakan detail secara spesifik, mengukur
kompetensi anda dengan seberapa banyak waktu yang anda gunakan dalam proyek,
sensitive dan akurat, perfeksionis, berkonsentrasi pada detail,pengambil
keputusan yang hati-hati.
3.
Pencari hasil
Mereka bertanya tentang apa dan kapan,
membuat pernyataan, memberitahukan orang lain tentang apa yang harus dilakukan,
tidak mentolelir kesalahan, tidak memiliki perasaan pada orang lain,
menyepelekan saran dari orang lain, berani menghadapi resiko.
4.
Pencari
Keharmonisan
Mereka bertanya
mengapa, mempertahankan hubungan, tipe pembimbing atau tipe keibuan, memiliki
masalah-masalah dunia, konsentrasi pada tugas, pendengar yang baik, tak suka
konflik interpersonal takut akan ketidakamanan dan takut salah.
Berkaitan
dengan gaya kepemimpinan diatas tentu yang terbaik bilaman kita dapat mengikuti
sunatullah, sebagaimana firman Allah SWT. surat Al-Baqarah (2) ayat 119, yang
artinya: “sesungguhnya kami telah mengutusmu (Muhammad) dengan kebenaran,
sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, dan kamu tidak akan
diminta (pertanggung jawaban) tentang penghuni-penghuni neraka. (Al-Baqarah
(2): 119).
F.
Sifat Pemimpin
Islam
Pendapat
adalah jasad yang diam tidak bergerak dan tidak memiliki kehidupan selama tidak
ditiupkan ruh islam. Pendapat adalah gua yang gelap gulita tidak bercahaya
hingga islam memberikan cahayanya. Pendapat adalah angkasa yang berkabut,
sedangkan islam adalah bintang yang bersinar. Pendapat menciptakan kesusahan
dan membuat rintangan, mendengarkan khayalan-khayalan jasad, menimbulkan
syuhbat dan memunculkan keraguan, sedangkan islam menundukkan bahaya,
mengguncangkan gunung, mengubah manusia dan hal itu tidak akan terjadi kecuali
dengan mencetak pemimpi. Sifat pemimpin islam ialah:[9]
1.
Iman dan Tauhid
2.
Ketaatan
3.
Kebersihan Hati
4.
Penunjukan
sebagai khalifah dimuka bumi
Pada
dasarnya seorang pemimpin haruslah memiliki bobot kepemimpinan dengan
sifat-sifat positif dan kelebihan-kelebihan tertentu. [10]
1)
Beriman dan
bertakwa (Q.S. 25 Al-Furqan: 72-74).
2)
Kelebihan
Jasmani (Q.S. 2 Al-Baqarah 247)
3)
Terampil dan
berpengetahuan (H.R. Bukhari)
4)
Kelenihan Batin
(Q.S. 3 Ali Imran 159.)
5)
Keberanian (Q.S.
3 Ali Imran 173)
6)
Adil dan Jujur
(Q.S 4 An-nisa 53)
7)
Bijaksana (Q.S.
An-Nahl 38)
8)
Demokratis (Q.S.
42 Asy Syura 38)
9)
Penyantun (Q.S.
15 Al Hijr 88)
10)
Paham Keadaan
umat (H.R. Bukhari dan Muslim)
11)
Ikhlas dan rela
berkorban.
12)
Qanaah
(kesederhanaan).
13)
Istiqomah (Q.S.
46 Al Ahqaf: 13)
14)
Aqhlaqul karimah
(sifat-sifat mulia)
G.
Kepemimpinan
Menurut Al-Quran
Dalam
islam, pemegang fungsi kepemimpinan biasa disebut “imam” dan kepemimpinan itu
sendiri disebut “imamah”. Pemimpin negara, dalam sejarah kebudayaan Islam biasa
digunakan khalifah, amir, dan sultan. Istilah lain yaitu “idarah”atau
management. Pengertian khalifah sebagai penguasa, banyak ragam dan jenis
kekuasaan tersebut, baik secara operasional maupun konsepsional. Khalifah juga
mengandung arti yang universal tergantung dimana kita menempatkan penguasaan
tersebut didalam pembahasan. [11]
Allah
menjanjikan anugerah kepemimpinan bagi orang-orang yang beriman, justru karena
merekalah yang seharusnya memimpin yang dapat mengurus umat dengan
sebaik-baiknya. Orang-orang yang beriman berhak menjadi pemimpin karena mereka
memiliki dasar moral (akhlak yang dapat memelihara amanah kepengurusan umat).
Dengan dasar takwa kepada Allah mereka dapat memutar roda pemerintahan dan
memegang kendali kepengurusan dengan baik dan bertanggung jawab.
Seorang
ulama bernama SyekAbu Zahra dari kelompok sunni menyamakan arti khilafah dan
imamah. Ia berkata “Imamah itu disebut juga sebagai Khilafah. Sebab orang yang
menjadi Khilafah adalah penguasa tertinggi bagi umat islam yang menggantikan
Rasul SAW. Khalifah itu juga disebut sebagai imam (pemimpin) yang wajib di
taati. Manusia berjalan dibelakangnnya, sebagaimana manusia shalat dibelakang
imam. [12]
H.
Kepemimpinan
Nabi Muhammad SAW. dan Sahabat Nabi
1)
Kepemimpinan
Nabi Muhammad SAW.
Rasul
Muhammad sebagai suri teladan yang harus diikuti kaum muslimin, memiliki akhlak
yang agung dan luhur. Dengan keluhuran akhlak itulah beliau berdakwah, mengajak
manusia menuju jalan yang di Ridhoi Allah. Diantara akhlak Nabi yang terpuji,
ialah sikap pemaaf dan kasih terhadap sesamanya, meskipun beliau sering dihina,
difitnah dan disakiti orang lain.
Selain
bersikap pemaaf, Nabi SAW, bersikap kasih terhadap sesamanya, kasih terhadap
fakir miskin dan anak-anak yatim. Dalam berbagai kegiatan dakwahnya beliau
selalu memulai kebaikan dari dirinya sendiri dan keluarganya. Ia senantiasa
mengusahakan kebaikan dan memelihara umatnya dari kehancuran dan kenistaan.
Jadi
selain Nabi dan Rasul Allah, Muhammad SAW, adalah seorang kepala negara dan
kepala pemerintahan. Dalam kenyataannya beliau telah mendirikan negara bersama
orang-orang pribumi (Anshar) dan masyarakatnya pendatang (Muhajirin). Beliau
membuat konstitusi tertulis (undang-undang dasar) untuk berbagai suku termasuk
yahudi, memberi perlindungan (proteksi) kepada umat non islam, beliau mengirim
dan menerima duta serta membuat ikrar kebulatan tekad aqabah. Inilah negara
yang jujur tetapi bukan negara teokrasi karena beliau tidak menganggap dirinya
anaka Tuhan. Beliau hamba Allah, pesuruh-Nya dalam menyampaikan rahmat bagi
seluruh alam. (rahmat lil alamin). [13]
Sesungguhnya
yang dimaksud Nabi adalah bahwa Nabi akan meninggalkan dua otioritas yang
menjadi tempat bertanya yentang semua masalah keagamaan dan sosial. Dalam
bagian akhir hadis ini Nabi bersabda “Selama kalian berpegang pada keduanya,
kalian tidak akan sesat,” Jadi persoalannya adalah persoalan mengikuti
(berpegang). Nabi SAW. mendeklarasikan bahwa keturunannya sama dengna Al-Quran.
Nabi sendiri mengatakan bahwa Al-Quran adalah tsaqal besar, sedang keturunannya
adalah tsaqal kecil. [14]
2)
Kepemimpinan
Umar Ibnu Khaththab
Bagi
umar, memang jabatan buka suatu kebanggaan, pemerintah adalah pelayan rakyat
merupakan ungkapan yang pernah di ucapkan Umar. Karena itu tidak jarang ia
turun kebawah. Kalau menemukan hal-ha yang memerlukan bantuan, tidak
segan-segan ia melakukan fungsi pelayanan secara pribadi, ia lakukan sendiri.
Dalam
Al-Quran surat Al A’ral ayat 199 disebutkan ada tiga macam sikap dan budi
pekerti luhur, yaitu pemaaf Nabi terhadap musuh-musuh nya yang pada awal
mulanya menyakiti beliau apabila mereka bertobat dari perbuatan aniaya itu.[15]
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Pemimpin
adalah orang yang mendapat amanah serta memiliki sifat, sikap, dan gaya yang
baik untuk mengurus atau mengatur orang lain. Kepemimpinan adalah kemampuan
seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai
tujuan bersama.
Menyatakan
bahwa dalam menjadi pemimpin dimuka bumi maka manusia harus bisa menjalankan
apa yang telah diamanatkan oleh Allah dan disetiap langkah sebagai seorang
pemimpin, Allah akan memberikan peringatan bagi kaum Muslimin agar selalu
berhati-hati tentang apa yang akan dilakukan sebagai khalifah Allah SWT.
[1] Prof. Dr. Veithzal Rivai,
M.B.A, Kiat Memipin dalam Abad Ke-21, 2004, Jakarta, Raja Grafindo persada,hlm.
63-64.
[4] Prof. Dr. Veithzal Rivai,
M.B.A, Kiat Memipin dalam Abad Ke-21, 2004, Jakarta, Raja Grafindo persada,hlm.
65.
[5] Prof. Dr. Veithzal Rivai,
M.B.A, Kiat Memipin dalam Abad Ke-21, 2004, Jakarta, Raja Grafindo persada,hlm.
69.
[6] Prof. Dr. Veithzal Rivai,
M.B.A, Kiat Memipin dalam Abad Ke-21, 2004, Jakarta, Raja Grafindo
persada,hlm.72-74.
[7] Prof. Dr. Veithzal Rivai,
M.B.A, Kiat Memipin dalam Abad Ke-21, 2004, Jakarta, Raja Grafindo persada,hlm.
74-79.
[8] Prof. Dr. Veithzal Rivai,
M.B.A, Kiat Memipin dalam Abad Ke-21, 2004, Jakarta, Raja Grafindo persada,hlm.
92-93.
[9] Dr. Thariq Muhammad
as-Suwaidan, Ir. Faisal Umar Basyarahil, Melahirkan Pemimpin Masa Depan, 2005,
Jakarta, Gema Insani, hlm. 171-185.
[10] Drs. K. Permadi, S.H.,
Pemimpin dan Kepemimpinan dalam Manajemen, 1996, Jakarta, Rineka Cipta, hlm. 65-66.
[11] Drs. K. Permadi, S.H.,
Pemimpin dan Kepemimpinan dalam Manajemen, 1996, Jakarta, Rineka Cipta, hlm.
57-63.
[12] Al-Milal wan-Nihal I/24
atau dilihat Dr Ali As salus, Imamh dan Khalifah dalam tinjauan Syar’i, Gema
Insani Press, Jakarta, hlm. 16.
[15] Drs. K. Permadi, S.H.,
Pemimpin dan Kepemimpinan dalam Manajemen, 1996, Jakarta, Rineka Cipta, hlm.
96-97
DAFTAR PUSTAKA
A-Salua,
Ali. Imamh dan Khalifah dalam tinjauan Syar’I. 1997. Jakarta. Gema Insani
Press.
Amini,
Ibrahim. Para Pemimpin Teladan. Al-Huda. 2005. Jakarta.
Dachel
Kamars. Administrasi Pendidikan. 2005. Padang. University Putra Indonesia Press.
Hadari
Hanawai. Kepemimpinan Menurut Islam. 2001. Yogyakarta. Gajah Mada
university Press.
Kartini,
Kartono. Pemimpin dan Kepemimpinan. 2004. Jakarta. Raja Grafindo Persada.
Muhammad,
as-Suwaidan Thariq, Faisal. Melahirkan
Pemimpin Masa Depan. 2005. Jakarta.
Gema Insani Press.
Muttahari,
Murtadha. Manusia dan Alam Semesta. 2002. Jakarta. Lentera.
Rivai,
Veithzal. Kiat Memimpin dalam abad ke-21.
2004. Jakarta. Raja Grafindo Persada.
Kencana
Syafiie,Inu. Ilmu Politik. 2010.
Jakarta. Rineka Cipta.
Permadi,
K. Pemimpin dan Kepemimpinan dalam Manajemen. 1996. Jakarta. Rineka Cipta.
jazakallah khair atas isi materi kepemimpinan dalam islam. semoga makalah ini dapat berguna untuk semua manusia khusunya umat islam
BalasHapus