Senin, 25 Januari 2016

UPAYA ADMINISTRASI DAN BANDING ADMINISTRASI




Tugas Mandiri                                                                                Dosen Pembimbing        Hukum Administrasi Negara                                                                  Mahmuzar

“Upaya Administrasi dan Banding Administrasi”

UIN SUSKA RIAU
DISUSUN OLEH
MELDAWATI
V/ANA/A
11375202252
JURUSAN ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2015


PEMBAHASAN
A.                Pengertian Upaya Administratif
Yang di sebut  dalam  penjelasan  pasal  48 ayat  (1) yaitu  suatu  prosedur  yang  dapat  di tempuh  oleh  seseorang  atau  badan  hukum  perdata  apabila  ia  tidak puas  terhadap  suatu  Keputusan  Tata  Usaha  Negara. Dalam  kepustakaan  hukum  Tata  Usaha  Negara di temukan beberapa  istilah  yang  lazim  di gunakah  untuk  menyebut  istilah  upaya  administratif  antara  lain  administrative beroep,  quasi  rechtspraak  atau  peradilan  administrative  semu.
Ketentuan   tentang  adanya  upaya   administrative  tersebut  merupakan  dan  di  maksudkan  sebagai  kontrol  atau  pengawasan  yang  bersifat  intern  dan  represif  di  lingkungan  Tata  Usaha  Negara  terhadap  keputusan  yang  di  keluarkan  oleh  Badan  atau  Pejabat  Tata  Usaha  Negara.
Menurut Penjelasan pasal 48 Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 jo Undang-Undang No. 9 Tahun 2004 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, upaya administratif adalah merupakan prosedur yang ditentukan dalam suatu peraturan perundang-undangan untuk menyelesaikan suatu sengketa Tata Usaha Negara yang dilaksanakan dilingkungan pemerintah sendiri (bukan oleh badan peradilan yang bebas), yang terdiri dari :
a)      Prosedur keberatan
b)       Prosedur banding administratif
Berdasarkan rumusan penjelasan pasal 48 tersebut maka upaya administratif merupakan sarana perlindungan hukum bagi warga masyarakat (orang perorangan atau badan hukum perdata) yang terkena Keputusan Tata Usaha Negara (Beschikking) yang merugikannya melalui Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara dilingkungan pemerintah itu sendiri sebelum diajukan ke badan peradilan.

B.                 Bentuk Upaya Administratif
Dari  penjelasan  Pasal  48 ayat (1) dapat  di  ketahui  bahwa  bentuk  dari  upaya  administratif  dapat  berupa  :



1.                  Keberatan
Perlu  mendapat  perhatian  bahwa  istilah  “keberatan”  dalam  penjelasan  Pasal  48 ayat  (1) sudah  merupakan  atau  menjadi  istilah  hukum  untuk  nama  dari  prosedur  yang  dapat  di  tempuh  jika  seseorang  atau  badan  hukum  perdata  tidak  puas  terhadap  suatu  Keputusan  Tata  Usaha  Negara. 
Oleh  karena  itu  istilah  “keberatan” dalam  ketentuan  tentang  upaya  administratif  yang  terdapat  pada  beberapa  peraturan  perundang-undangan,  agar  di artikan  sesuai  dengan  bentuk  dari  “upaya  administratif” sebagaimana  yang  di  maksud  dalam  penjelasan  Pasal  48 ayat (1).
Yaitu  prosedur   yang  dapat  di tempuh  oleh  seseorang   atau  badan  hukum  perdata  yang  tidak  puas  terhadap  Keputusan  Tata  Usaha  Negara  yang  penyelesaian  sengketa  Tata  Usaha  Negara  sebagai  akibat  di  keluarkannya  Keputusan  Tata  Usaha  Negara  tersebut  di lakukan  sendiri  oleh  Badan  atau  Pejabat  Tata  Usaha  Negara  yang  mengeluarkan  Keputusan  Tata  Usaha  Negara  yang dimaksud.
Sebagai  contoh  adalah  prosedur  yang  dapat  di  tempuh  oleh  Pegawai  Negara  Sipil  yang  merasa  nomor  urutnya  dalam  Daftar  Urut  Kepangkatan  tidak  tepat,  yaitu  dengan  mengajukan  permohonan  kepada  Pejabat  Pembuat  Daftar  Urut  Kepangkatan  agar  nomor  urutnya  dalam  Daftar  Urut  Kepangkatan  tersebut  diperiksa  kembali  (pasal  9 ayat (1) Peraturan  Pemerintah  Nomor  15  Tahun  1979 tentang  Daftar  Urut  Kepangkatan  Pegawai  Negeri  Sipil).
Keberatan merupakan Apabila penyelesaian sengketa Tata Usaha Negara tersebut harus dilakukan sendiri oleh Badan/Pejabat Tata Usaha Negara yang mengeluarkan Keputusan Tata Usaha Negara tersebut. Contoh:
1)      Pasal 27 Undang-Undang No. 9 Tahun 1994 tentang ketentuan-Ketentuan Umum Perpajakan.
2)      Pemberian hukuman disiplin sedang dan berat (selain pemberhentian dengan hormat dan tidak dengan hormat bagi (PNS).
2.                  Banding Administratif
Apabila penyelesaian sengketa Tata Usaha Negara tersbut dilakukan oleh instasi lain dari Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang menerbitkan Keptusan Tata Usaha Negara yang bersangkutan. Banding  administratif,  yaitu  prosedur  yang  dapat  di tempuh  oleh  seseorang  atau  badan hukum  perdata  yang  tidak  puas  terhadap  Keputusan  Tata  Usaha  Negara,  yang  penyelesaian   sengketa  Tata  Usaha  Negara  sebagai  akibat  di  keluarkannya  Keputusan  Tata  Usaha  Negara  tersebut, di lakukan  oleh  atasan  dari  Badan  atau  Pejabat  Tata  Usaha  Negara  yang  mengeluarkan  Keputusan  Tata  Usaha  Negara  atau  instansi  lain dari Badan  atau  Pejabat Tata  Usaha  Negara  yang  mengeluarkan  Keputusan  Tata  Usaha  Negara. Contoh:
1)      Prosedur  yang  di  tempuh  oleh  Pegawai  Negeri  Sipil  yang  merasa  nilainya  yang  ada  dalam  Daftar  Penilaian  Pelaksanaan  Pekerjaan  tidak  tepat,  yaitu  dengan  mengajukan  permohonan kepada  atasan  dari  Pejabat  Penilai agar nilai  yang  ada  dalam  Daftar  Penilaian  Pelaksanaan  Pekerjaan  tersebut  diperiksa  kembali  (Pasal  9 ayat (2) Peraturan  Pemerintah  Nomor  10  Tahun 1979 tentang  Penilaian Pelaksanaan  Pekerjaan  Pegawai  Negeri  Sipil).
2)      Prosedur   yang  di tempuh  oleh  Pegawai  Negeri  Sipil dengan  mengajukan  permohonan  kepada  atasan  Pejabat Pembuat  Daftar  Urut  Kepangkatan  agar  nomor  urutnya  dalam  Daftar  Urut  Kepangkatan  di periksa  kembali  (Pasal 11  ayat (1) Peraturan   Pemerintah  Nomor  15  Tahun  1979 tentang  Daftar  Urut  Kepangkatan  Pegawai  Negeri  Sipil),  karena  merasa  tidak  puas  terhadap  penolakan  permohona  dari  Pembuat  Daftar  Urut  Kepangkatan.
3)      Prosedur  yang  di tempuh  oleh  Pegawai  Negeri  Sipil  yang  berpangkat  Pembina  golongan  ruang  IV/a  ke bawah  yang  di jatuhi  hukuman  disiplin  berupa pemberhentian  dengan  hormat  tidak  atas  permintaan  sendiri  sebagai  Pegawai  Negeri  Sipil, dengan mengajukan  permohonan kepada  Badan  Pertimbangan  Kepegawaian agar  keputusan  tentang  hukuman  disiplin  tersebut  di  periksa  kembali  (Pasal  23 ayat (1) Peraturan  Pemerintah  Nomor 30 Tahun  1980  tentang  Peraturan  Disiplin  Pegawai  Negeri  Sipil).
4)      Keputusan Panitia Penyelesaian Perselisihan Perburuhan Pusat (P4P) berdasar Undang-Undang No. 22 Tahun 1957 tentang Penyelesaian Perburuhan dan Undang-Undang No. 12 Tahun 1964 tentang Pemutusan Hubungan Kerja di Perusahaan Swasta.
5)      Keputusan Panitia Tenaga Kerja Migas di lingkungan Departemen Pertambangan bagi perusahaan minyak dan gas bumi (PERTAMINA).



C.                 Dasar Hukum Upaya Administrasi
Dalam pasal 48 Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 jo Undang-Undang No. 9 Tahun 2004 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, disebutkan sebagai berikut :
1)      Dalam hal suatu Badan/Pejabat Tata Usaha Negara diberi wewenang oleh atau berdasarkan peraturan perundang-undangan untuk menyelesaikan secara administratif sengketa Tata Usaha Negara tertentu, maka sengketa Tata Usaha Negara tersebut harus diselesaikan melalui upaya administratif yang tersedia.
2)      Pengadilan baru berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara sebagaimana dimaksud ayat (1) jika seluruh upaya administratif yang bersangkutan telah digunakan.

D.                Tindak Lanjut dari Upaya Administrasi
Perlu  mendapat  perhatian  bahwa  keputusan  dari  Badan  atau  Pejabat  Tata  Usaha  yang  mengeluarkan  Keputusan  Tata  Usaha  Negara  dan keputusan  atasan  atau  instansi  lain  dari  Badan  atau  Pejabat  Tata  Usaha Negara   yang  mengeluarkan  Keputusan  Tata  Usaha  Negara  merupakan  Keputusan  Tata  Usaha  Negara  bukan  putusan  pengadilan,  karena  Badan  atau  Pejabat  Tata  Usaha Negara  atau  instansi  lain  yang  mengeluarkan  keputusan  tersebut   adalah  Badan  atau  Pejabat  Tata Usaha  Negara  atau  instansi  yang  tidak  termasuk  pengadilan  di  lingkungan  Peradilan  sebagaimana  dimaksud  dalam  Pasal  24  ayat  (2) UUD 1945 jo. Pasal 10 ayat (2) Undang –Undang  Nomor 4  Tahun  2004.
Bagaimana kah  penyelesaian  sengketa  Tata  Usaha  Negara  selanjutnya  jika  orang  atau  badan  hukum  perdata  masih  belum  puas  terhadap  keputusan  dari  upaya  administratif  yang  telah  di  ajukan?
Undang- undang  Nomor  5  Tahun  1986 hanya  memberikan  petunjuk  sebagaimana  terdapat   dalam  Pasal  51  yang  secara  terbatas  menentukan :
Ayat  (3):  Pengadilan  Tinggi  Tata  Usaha  Negara  bertugas  dan  berwenang  memeriksa,  memutus,  dan  menyelesaikan  di  tingkat  pertama  sengketa  Tata Usaha  Negara  sebagaimana  dimaksud  dalam  Pasal  48. Ayat  (4): terhadap  putusan  Pengadilan  Tinggi  Tata  Usaha  Negara  sebagaimana  di  maksud  dalam  ayat  (3) dapat  di  ajukan  permohonan  kasasi. Dari  ketentuan  yang  terdapat  dalam  Surat  Edaran  Mahkamah  Agung  Nomor  2 Tahun  1991 dapat  di  ketahui  bahwa  Mahkamah   Agung  memberikan  petunjuk  pelaksanaan  tentang  penyelesaian  sengketa  Tata  Usaha  Negara  selanjutnya  jika  orang  atau  badan  hukum   perdata  masih  belum  puas  terhadap  keputusan  dari  upaya  administratif  yang  telah  diajukan , yaitu :
1)      Jika  dalam  peraturan  perundang-undangan  yang menjadi  dasar  di  keluarkannya  Keputusan  Tata Usaha Negara  yang  mengakibatkan  terjadinya  sengketa  Tata  Usaha  Negara  upaya  administratif  yang  tersedia  adalah  keberatan,  maka  penyelesaian  selanjutnya  adalah  dengan  mengajukan  gugatan  ke  Pengadilan  Tata  Usaha  Negara.
2)      Jika  dalam  peraturan  perundang-undangan  yang  menjadi  daar  dikeuarkannya  Keputusan  Tata  Usaha  Negara  yang  mengakibatkan  terjadi nya  sengketa  Tata  Usaha Negara,  upaya  administratif  yang  tersedia  adalah  banding  administratif  atau  keberatan  dan  banding  administratif, maka  penyelesaian  selanjutnya  adalah  dengan  mengajukan  gugatan  ke  Pengadilan  Tinggi  Tata  Usaha  Negara.

Untuk membedakan apakah sengketa harus diselesaikan melalui banding administratif atau keberatan dapat dilihat dari pejabat atau instansi yang berwenang menyelasaikannya:
a.       Apabila diselesaikan oleh instansi atasan Pejabat yang menerbitkan Keputusan Tata Usaha Negara tersebut atau instansi yang lainnya dari Badan/Pejabat Tata Usaha Negara yang menerbitkan Keputusan Tata Usaha Negara, maka penyelesaiannya tersebut disebut dengan “BANDING ADMINISTRATIF”.
b.      Apabila diselesaikan instansi atau Pejabat yang mengeluarkan keputusan Tata Usaha Negara tersebut, penyelesaian tersebut disebut dengan “KEBERATAN”.


  
PENUTUP

A.                Kesimpulan
Berdasarkan rumusan penjelasan pasal 48 tersebut maka upaya administratif merupakan sarana perlindungan hukum bagi warga masyarakat (orang perorangan atau badan hukum perdata) yang terkena Keputusan Tata Usaha Negara (Beschikking) yang merugikannya melalui Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara dilingkungan pemerintah itu sendiri sebelum diajukan ke badan peradilan.
Banding  administratif,  yaitu  prosedur  yang  dapat  di tempuh  oleh  seseorang  atau  badan hukum  perdata  yang  tidak  puas  terhadap  Keputusan  Tata  Usaha  Negara,  yang  penyelesaian   sengketa  Tata  Usaha  Negara  sebagai  akibat  di  keluarkannya  Keputusan  Tata  Usaha  Negara  tersebut, di lakukan  oleh  atasan  dari  Badan  atau  Pejabat  Tata  Usaha  Negara  yang  mengeluarkan  Keputusan  Tata  Usaha  Negara  atau  instansi  lain dari Badan  atau  Pejabat Tata  Usaha  Negara  yang  mengeluarkan  Keputusan  Tata  Usaha  Negara.



DAFTAR PUSTAKA

Philipus M. Hadjon, SH.,Prof.,DR. Pengantar Hukum Administrasi Indonesia ( Introduction to
The Indonesian Administratif Law). Gadjah Mada University Press. 2002.
Soemaryono, SH dan Anna Erliyana, SH.,MH. Tuntutan Praktek Beracara di Peradilan Tata
Usaha Negara. PT. Pramedya Pustaka. Jakarta. 1999.



 

1 komentar: