Kamis, 21 Januari 2016

KEPEMIMPINAN




 Tugas Mandiri                                                                                             DosenPembimbing   KEPEMIMPINAN                                                                                         Dr. Abdul Rozak


KEPEMIMPINAN
UIN SUSKA RIAU
DISUSUN OLEH:
MELDAWATI
11375202252
JURUSAN ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2015


1.             Pengantar
Tata tertib dan keteraturan itu sama dengan kebutuhan akan makanan dan perlindungan yang sangat diperlukan oleh manusia. Bahkan binatang,mislanya kawanan ikan,segerombolan burung dan sekumpulan gajah di hutan rimba,secara tipis mempertahankan kehidupannya secara bergerombolan atau kooperatif dan mengikuti pola tatatertib yang pasti,walaupun semuanya beralngsung atas dasar instinknya. Tanpa pola tatatertib dan kooperatif mereka tidak akan mampu bertahan hidup,dan tidak mampu memepertahankan keberadaannya.
Dalam kompleksan masyarakat sedemikian manusia harus hidup bersama-sama dan bekerja sama dalam suasana yang tertib dan terbimbing oleh pemimpin,dan tidak bisa hidup menyendiri. Maka demi efesiensi kerja dalam upaya mencapai tujuan bersama,dan untuk mempertahankan hidup bersama,diperlukan bentuk kerja kooperatif. Dan semua kegiatan kooperatif dan karya budaya (aktivitas membuat budaya) itu perlu diatur, dan perlu dipimpin.
Kegiatan manusia secara bersama-sama selalu membutuhkan kepemimpinan. Jadi harus ada pemimpin demi sukses dan efesiensi kerja. Untuk bermacam-macam usaha dan kegiatan manusia yang jutaan banyaknya ini diperlukan uapaya yang terencana dan sistematis untuk melatih dan mepersiapkan pemimpin-pemimpin baru. Oleh karena itu banyak studi dan penelitian dilakukan orang untuk mempelajari masalah pemimpin dan kepemimpinan. Dan parasarjana telah memberikan pelbagai defenisi mengenai pemimpin dan kepemimpinan,dengan menonjolkan satu atau beberapa aspek tertentu sesuai dengan ide pencetus defenisi tersebut,beserta interprestasinya.
Dahulu banyak orang berpendirian,bahwa kepemimpinan itu tidak dapat dipelajari. Sebab kepemimpinan adalah suatu bakat yang diperoleh orang sebagai kemampuan istimewa yang dibawa sejak lahir. Jadi,orang menyatakan bahwa memang tidak ada dan tidak diperlukan teori dan ilmu kepemimpinan. Suksesnya kepemimpinan itu disebabkan oleh keberuntungan seorang pemimpin yang memiliki bakat alam yang luar biasa,sehingga dia memiliki kharisma dan kewibawaan untuk memimpin masa yang ada disekitarnya.
Tegasnya,pemimpin yang sukses itu menjalankan kepemimpinannya tanpa teori,tanpa menjalani pelatihan dan pendidikan sebelumnya. Kepemimpinannya adalah jenis kepemimpinan yang tidak ilmiah. Dia melakukan kepemimpinannya karena dia memiliki bakat bisa menguasai seni memimpin (seni kepemimpinan) yang khas menjadi miliknya sendiri.
Kepemimpinan tidak lagi didasarkan pada bakat dan pengalaman saja,tetapi pada penyiapan secara berencana,melatih calon-calon pemimpin. Semuanya dilakukan lewat perencanaan,penyelidikan,percobaan/eksperimen,analisis,supervise dan pengemblengan secara sistematis untuk membangkitkan sifat-sifat pemimpin yang unggul,agar mereka berhasil dalam tugas-tugasnya.
2.                  Teori Kepemimpinan
Kepemimpinan[1] merupakan cabang dari kelompok ilmu administrasi,khususnya ilmu administrasi negara. Dalam kepemimpinan ini terdapat hubungan antarmanusia yaitu hubungan mempengaruhi (dari pemimpin) dan hubungan kepatuhan-ketaatan para pengikut atau bawahan karena dipengaruhi oleh kewibawaan pemimpin. Para pengikut terkena pengaruh kekuatan dari pemimpinnya dan bangkitlah secara spontan rasa ketaatan pada pemimpin.
Leadership berasal dari bahasa inggris. Terjemahan dari kata leadership yang paling sesuai dalam bahasa Indonesia adalah “kepemimpinan”. Leadership memiliki arti luas,yaitu meliputi ilmu tentang kepemimpinan,seni memimpin,ciri kepemimpinan,serta sejarah kepemimpinan.
Leadership[2] memiliki kata dasar “leader”,yang berarti pemimpin. Kata pemimpin sendiri di dalam bahasa Indonesia memiliki banyak arti,misalnya pimpinan,ketua atau komandan. Namun,dalam arti yang lebih dalam pemimpin yang dimaksudkan didalam leadership harus diartikan sebagai seseorang yang memimpin sebuah organisasi atau institusi dan terlibat didalam nya.
Istilah[3] kepemimpinan berasal dari kata dasar “pimpin” yang artinya bimbing atau tuntun. Dari kata pimpin lahirlah kata kerja “memimpin” yang artinya membimbing atau menuntun dan kata benda “pemimpin” yaitu orang yang berfungsi memimpin,atau orang yang membimbing atau menuntun.
Istilah kepemimpinan (leadership) sesungguhnya telah lama menjadi perhatian dan pembincangan oleh banyak ilmuwan dan praktisi. Bahkan ada yang berpendapat,masalah kepemimpinan itu sama tuanya dengan sejarah manusia.,karena adanya suatu keterbatasan dan kelebihan-kelebihan tertentu pada manusia. Kepemimpinan acapkali diasosiasikan dengan orang-orang yang dinamis dan kuat yang memimpin bala tentara,mengendalikan perusahaan besar,atau menentukan arah suatu bangsa dan masyarakat.
Ada banyak definisi tentang kepemimpinan. Tetapi bagi kita,secara mendasar leadership berarti mempengaruhi orang. Ini merupakan defenisi yang luas dan termasuk di dalamnya bermacam-macam perilaku yang diperlukan untuk mempengaruhi orang lain. Sebagian besar prespektif leadership memandang pemimpin sebagai sumber pengaruh. Pemimpin dalam memimpin pada dasarnya mempengaruhi dan para pengikut mengikuti sebagai pihak yang dipengaruhi.
Secara etimologi[4] kepemimpinan dapat diartikan sebagai berikut:
1)      Berasal dari kata dasar “pimpin” (dalam bahasa inggris “lead”) berarti bimbing atau tuntun,dengan begitu didalamnya ada dua pihak yaitu yang umat dan imam.
2)      Setelah ditambah awalan “pe-“menjadi (dalam bahasa inggris “leader”) berarti orang yang mempengaruhi pihak lain melalui proses kewibawaan komunikasi sehingga orang lain tersebut bertindak sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.
3)      Apabila ditambah akhiran “-an” menjadi “pimpinan” artinya orang yang mengepalai. Antara pemimpin dengan pimpinan dapat dibedakan,yaitu pimpinan (kepala) cenderung lebih otokratis,sedangkan pemimpin (ketua) cenderung lebih demokratis.
4)      Setelah dilengkapi dengan awalan “ke-“ menjadi “kepemimpinan” (dalam bahasa inggris “leadership”) berarti kemampuan dan kepribadian seseorang dalam mempengaruhi serta membujuk pihak lain agar melakukan tindakan pencapaian tujuan bersama,sehingga dengan demikian yang bersangkutan menjadi awal struktur dan pusat proses kelompok.


Kepemimpinan merupakan kualitas hubungan atau interaksi antara si pemimpin dan pengikut dalam situasi tertentu. J. Salusu[5] mendefinisikan kepemimpinan sebagai kekuatan dalam memengaruhi orang lain agar ikut serta dalam mencapai tujuan umum.
Menurut Owens[6] mendefinisikan kepemimpinan ialah kepemimpinan sebagai suatu interaksi antara satu pihak sebagai yang memimpin dengan pihak yang di pimpin. Miftah Thohah[7] mendefinisikan kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi perilaku orang lain, atau seni mempengaruhi perilaku manusia baik perorangan maupun kelompok.
Menurut para ahli G.L. Freeman & E.K.Taylor[8] “Leadership is the ability to create group action to ward an organizational objective with maximum effectiveness and cooperation from each individual.” (Kepemimpinan adalah kemampuan untuk menciptakan kegiatan kelompok mencapai tujuan organisasi dengan efektivitas maksimum dan kerjasama dari tiap-tiap individu).
Beberapa definisi dapat disebutkan dibawah ini:
1.      Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan disatu bidang,sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu,demi pencapaian satu atau beberapa tujuan. Jadi,pemimpin ialah seorang yang memiliki satu atau beberapa kelebihan sebagai predisposisi (bakat yang dibawa sejak lahir),dan merupakan kebutuhan dari satu situasi/zaman,sehingga dia mempunyai kekuasaan dan kewibawaan untuk mengarahkan dan membimbing bawahan.
2.      Henry Pratt Fairchild menyatakan pemimpin adalah seseorang yang memimpin dengan jalan memprakarsai tingkah laku sosial dengan mengatur,mengarahkan, mengorganisir atau mengontrol usaha/upaya orang lain, atau menguasi prestise, kekuasaan atau posisi.
3.      Pemimpin adalah pribadi yang memiliki kecakapan khusus,dengan atau tanpa pengangkatan resmi dapat mempengaruhi kelompok yang di pimpinnya,untuk melakukan usaha bersama mengarah pada pencapaian sasaran-sasaran tertentu.
Namun,dalam kehidupan sehari-hari dan dalam banyak literatur muncul istilah yang serupa yang acapkali digunakan silih berganti seakan-akan tidak ada bedanya satu dengan yang lai,yaitu “pimpinan”, “kepimpinan” dan “kepemimpinan”. Hal inilah yang mungkin dapat mengacaukan dalam pemikiran yang beriplikasi pada tindakan dan perilaku seseorang dan masyarakat,karena istilah-istilah tersebut memiliki makna sendiri-sendiri.
Beberapa pakar telah memberikan definisi yang berbeda tentang kepemimpinan,antara lain ialah sebagai berikut[9]:
1.                  Menurut C.N.Cooley (1902)
The leader is always the nucleus or tendency,and on the orther hand,all social movement,closely axaminend will be found to concist of tendencies having such nucleus. Maksudnya pemimpin itu selalu merupakan titik pusat dari suatu kecenderungan,dan pada kesempatan lain semua gerakan sosial kalau diamati secara cermat akan ditemukan kecenderungan yang memiliki titik pusat.
2.                  Menurut G.U. Cleeton dan C.W. Mason (1934)
Leadership indicates the ability to influence men and secuire results through emotional appeals rather than through the exercise of authority. Maksudnya kepemimpinan menunjukkan kemampuan mempengaruhi orang-orang dan mencapai hasil melalui himabuan emosional dan ini lebih baik dibandingkan dengan melalui penggunaan kekuasaan.
3.             Menurut P.Pigors (1935)
Leadership is a process of mutual stimulation which by the succesfull interplay of individual differences, controls human energy in the pursuit of common cause. Maksudnya kepemimpinan adalah suatu proses saling mendorong melalui keberhasilan interaksi dari perbedaan-perbedaan individu,mengontrol daya manusia dalam mengejar tujuan bersama.
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi (membujuk) orang-orang lainuntuk mencapai tujuan dengan antusias. Ini merupakan faktor manusiawi yang mengikat sebagai suatu kelompok bersama dan memotivasi mereka dalam pencapaian tujuan. Kepemimpinan sangat diperlukan bila suatu organisasi ingin sukses. Terlebih lagi pekerja-pekerja yang baik selalu ingin tahu bagaimana mereka dapat menyumbang dalam pencapaian tujuan organisasi,dan paling tidak,gairah para pekerja memerlukan kepemimpinan sebagai dasar motivasi eksternal untuk menjaga tujuan-tujuan mereka tetap harmonis dengan tujuan organisasi.
Kepemimpinan dan organisasi merupakan dua konsep yang tidak bisa dipisahkan antara satu dengan yang lainnya,ibarat mata uang yang memiliki dua sisi. Artinya kepemimpinan tanpa organisasi maka aktulisasi diri tidak bisa terekspresikan secara maksimal. Bahkan kemampuan manejerial individu dalam menggerakkan orang-orang untuk melakukan aktivitas kelompok tidaklah Nampak. Sebaliknya organisasi tanpa ada kepemimpinan maka kegiatan kelompok tidak terarah dan pencapaian tujuan tidak menjadi lebih mudah dan efektif. Itulah sebabnya, kepemimpinan merupakan syarat bagi berlangsungnya kehidupan kelompok atau organisasi yang sehat,sesuai dengan tujuan pembentukan kelompok atau organisasi.
Kepemimpinan adalah masalah relasi dan pengaruh antara pemimpin dan yang dipimpin. Kepemimpinan tersebut muncul dan berkembang sebagai hasil dari interaksi otomatis di antara pemimpin dan individu-individu yang dipimpin (ada relasi interpersonal). Kepemimpinan terdapat di segenap organisasi,dari tingkat yang paling kecil dan intim yaitu keluarga,sampai ketingkat desa,kota,negara,dari tingkat lokal,regional sampai nasional dan internasional,dimanapun dan kapanpun juga.
Pada dasarnya kepemimpinan mengacu pada suatu proses untuk menggerakkan sekelompok orang menuju ke suatu tujuan yang telah ditetapkan atau disepakati bersama dengan mendorong atau memotivasi mereka untuk bertindak dengan cara yang tidak memaksa. Dengan kemampuannya seorang pemimpin yang baik mampu menggerakkan orang-orang menuju tujuan jangka panjang dan betul-betul merupakan upaya memenuhi kepentingan mereka yang terbaik.
Kepemimpinan[10] dapat dikatakan sebagai peranan dan juga suatu proses untuk mempengaruhi orang lain. Pemimpin adalah anggota dari sutau perkumpulan yang diberi kedudukan tertentu dan diharapkan dapat bertindak sesuai dengan kedudukannya. Seorang pemimpin adalah juga seseorang dalam suatu perkumpulan yang diharapkan dapat menggunakan pengaruhnya untuk mewujudkan dan mencapai tujuan kelompok. Sehingga dapatlah dikatakan bahwa seorang pemimpin yang jujur ialah seorang yang memimpin dan bukan seorang yang menggunakan kedudukan untuk memimpin.
Pada dasarnya fenomena kepemimpinan:
1.      Suatu kekuatan yang mengalir secara otomatis dan mungkin tidak disadari dan dengan cara yang mungkin juga tidak diketahui dan dirasakan antara pemimpin dengan pengikutnya,yang memberikan dorongan kepada para pengikutnya supaya mau mengerahkan tenaganya secara teratur menuju sasaran yang disepakati bersama. Upaya yang dilakukan menuju sasaran dan berhasil pencapaiannya akan memberikan kepuasan bagi pemimpin dan pengikutnya.
2.      Akan mewarnai serta diwarnai atau dipengaruhi oleh media,lingkungan,dan iklim organisasi. Pada dasarnya kepemimpinan tidak bekerja dan berada dalam ruangan yang hampa,tetapi ia berada dalam suasana yang diciptakan dan tercipta oleh berbagai unsur.
3.      Senantiasa bergerak,dinamis, aktif, agresif serta sewaktu-waktu bisa saja berubah-ubah derajatnya, intensitasnya dan keleluasannya, bersifat dinamis atau tiada henti berkarya, bergerak, berinisiatif dan berpikir.
4.      Pada hakikatnya bekerja menurut prinsip, alat, dan metode yang pasti dan tetap.
Selain itu kepemimpinan juga adalah kemampuan untuk menjalankan pekerjaan melalui orang lain dengan mendapatkan kepercayaan dan kerja sama. Ha,pir semua aspek pekerjaan dipengaruhi dan tergantung pada kepemimpinan. Kepemimpinan memiliki tiga faktor keterbatasan yaitu:
1.      Pengetahuan dan keterampilannya.
2.      Keterampilan bawahannya.
3.      Lingkungan kerja.
Teori kepemimpinan[11] adalah:penggeneralisasian satu seri perilaku pemimpin dan konsep-konsep kepemimpinannya,dengan menonjolkan latar belakang historis,sebab-musabab timbulnya kepemimpinan,persyaratan menjadi pemimpin,sifat-sifat utama pemimpin,tugas pokok dan fungsinya,serta etika profesi kepemimpinan.
Ralph M. Stogdill (1974) menghimpun sebelas kelompok dari keseluruhan definisi tentang kepemimpinan,yaitu sebagai berikut[12]:
1.                  Kepemimpinan sebagai pusat proses kelompok.
2.                  Kepemimpinan sebagai kepribadian yang berakibat.
3.                  Kepemimpinan sebagai seni menciptakan kesepakatan.
4.                  Kepemimpinan sebagai kemampuan mempengaruhi.
5.                  Kepemimpinan sebagai tindakan perilaku.
6.                  Kepemimpinan sebagai suatu bentuk bujukan.
7.                  Kepemimpinan sebagai suatu hubungan kekuasaan.
8.                  Kepemimpinan sebagai sarana pencapaian tujuan.
9.                  Kepemimpinan sebagai hasil interaksi.
10.              Kepemimpinan sebagai awal struktur.

3.         Hakikat Kepemimpinan
Kepemimpinan pada hakikatnya adalah,sebagai berikut[13]:
1)     Proses memengaruhi atau memberi contoh dari pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi.
2)     Seni memengaruhi dan mengarahkan orang dengan cara kepatuhan, kepercayaan, kehormatan dan kerja sama yang bersemangat dalam mencapai tujuan bersama.
3)     Kemampuan untuk memengaruhi,memberi inspirasi dan mengarahkan tindakan seseorang atau kelompok untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
4)     Melibatkan tiga hal yaitu pemimpin,pengikut,dan situasi tertentu.
5)     Kemampuan untuk memengaruhi suatu kelompok untuk mencapai tujuan. Sumber pengaruh dapat secara formal atau tidak formal. Pengaruh formal ada bila seorang pemimpin memiliki posisi manajerial didalam sebuah organisasi. Sedangkan sumber pengaruh tidak formal muncul diluar struktur organisasi formal. Dengan demikian,seorang pemimpin dapat muncul dari dalam organisasi atau karena ditunjuk secara formal. Dengan demikian pengaruh pemimpin sangat ditentukan oleh statusnya,yaitu sebagai pimpinan formal ataupun pimpinan informal yang masing-masing dapat dibedakan dalam hal:
1.      Pimpinan formal (lembaga eksekutif,legislative,dan yudikatif). Artinya seseorang yang ditunjuk sebagai pemimpin,atas dasar keputusan dan pengangkatan resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur suatu organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang melekat berkaitan dengan posisinya,seperti:
·         Memiliki dasar legalitasnya diperoleh dari penunjukkan pihak yang berwenang artinya memiliki legitimasi.
·         Harus memenuhi beberapa persyaratan tertentu.
·         Mendapatkan dukungan drai organisasi formal ataupun atasannya.
·         Memperoleh balas jasa atau kompensasi baik materiil ataupun immaterial tertentu.
·         Memiliki kekuasaan atau wewenang.
2.      Pimpinan informal (tokoh masyarakat,adat,LSM,Guru,Bisnis,dan lain-lain. Artinya seseorang yang ditunjuk memimpin secara tidak formal,karena memiliki kualitas unggul,dia mencapai kedudukan sebagai seseorang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan perilaku suatu kelompok atau komunitas tertentu,seperti:
·         Sebagian tidak atau belum memiliki acuan formal atau legitimasi sebagai pimpinan.
·         Masa kepemimpinannya sangat tergantung pada pengakuan dari kelompok atau komunitasnya.
·         Tidak di back up dari organisasi secara formal.
·         Tidak mendapatkan imbalan atau kompensasi.
·         Tidak mendapat promosi,kenaikan pangkat,mutasi dan tidak memiliki atasan.
              Konsep[14] kepemimpinan erat sekali hubungannya dengan kekuasaan pemimpin dalam memperoleh alat untuk mempengaruhi perilaku para pengikutnya. Terdapat beberapa sumber dan bentuk kekuasaan yaitu kekuasaan paksaan,legitimasi, keahlian, penghargaan, referensi, informasi dan hubungan.
            Para pemimpin dan orang-orang yang dipimpin harus memahami Hakikat Kepemimpinan dalam pandangan yang mendalam sebagai berikut:
1.                  Tanggung jawab,bukan Keistimewaan
            Ketika seorang diangkat atau ditunjuk untuk memimpin suatu lembaga atau institusi,maka ia sebenarnya mengemban tanggung jawab yang besar sebagai seorang pemimpin yang harus mampu mempertanggungjawabkannya. Bukan hanya dihadapan manusia,tapi juga dihadapan Allah. Oleh karena itu,jabatan dalam semua level atau tingkatan bukanlah suatu keistimewaan,sehingga seorang pemimpin atau pejabat tidak boleh merasa menjadi manusia yang istimewa sehingga ia merasa harus diistimewakan dan ia sangat marah bila orang lain tidak mengistimewakan dirinya.
2.                  Kerja keras bukan santai
            Para pemimpin dapat tanggung jawab yang besar untuk menghadapi dan mengatasi berbagai persoalan yang menghantui masyarakat yang dipimpinnya untuk selanjutnya mengarahkan kehidupan masyarakat untuk bisa menjalani kehidupan yang baik dan benar serta mencapai kemajuan dan kesejahteraan. Untuk itu para pemimpin dituntut untuk bekerja keras dengan penuh kesungguhan optimis.
3.      Melayani,bukan sewenang-wenang
            Pemimpin adalah pelayanan yang dipimpinnya,karena itu menjadi pemimpin atau pejabat berarti mendapatkan kewenangan yang besar untuk bisa melayani masyarakat dengan pelayanan yang lebih baik dari pemimpin yang sebelumnya. Oleh karena itu,setiap pemimpin harus mempunyai visi-misi pelayanan terhadap orang-orang yang dipimpinnya guna meningkatkan kesejahteraan hidup,ini berarti tidak ada kebohongan terhadap rakyatnya.
4.      Pengorbanan,bukan fasilitas
            Menjadi pemimpin atau pejabat bukanlah untuk menikmati kemewahan atau kesenangan hidup dengan berbagai fasilitas duniawi yang menyenangkan,tapi justru ia harus mau berkorban dan menunjukkan pengorbanan,apalagi ketika masyarakat yang dipimpinnya berada dalam kondisi sulit dan sangat sulit.
5.      Keteladanan dan kepeloporan,bukan pengekor
            Ketika seorang pemimpin menyerukan kejujuran kepada rakyat yang dipimpinnya, maka ia telah menunjukkan kejujuran itu. Ketika ia menyerukan hisup sederhana dalam soal materi,maka ia tunjukkan kesederhanaan,bukanlah kemewahan. Masyarakat sangat menuntut adanya pemimpin yang bisa menjadi pelopor dan teladan dalam kebaikan dan kebenaran.
            Sepanjang zaman manusia membutuhkan kehadiran pemimpin,pemimpin di anggap mewakili aspirasi masyarakat,pemimpin dapat memperjuangkan kepentingan anggota,dan pemimpin dapat mewujudkan harapan sebagian besar orang. Selain beberapa faktor yang mendasari lahirnya pemimpin,pada kenyataan pemimpin mempunyai kecerdasan dan wawasan yang lebih luas dibandingkan dengan rata-rata pengikutnya,sehingga wajar kehadiran pemimpin sangat dirindukan untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi oleh anggota masyarakat.[15]
            Dalam usaha memenuhi harapan,pemimpin menggunakan kemampuan dan kecerdasannya dengan memanfaatkan lingkungan dan potensi yang ada pada organisasi. Dengan kata lain pemimpin berusaha melibatkan anggota organisasi untuk mencapai tujuan. Kemampuan untuk meggerakkan,mengarahkan dan mempengaruhi anggota organisasi sebagai wujud kepemimpinannya. Kesanggupan mempengaruhi perilaku orang lain kearah tujuan tertentu sebagai indikator keberhasilan seorang pemimpin.
            Definisi kepemimpinan terus mengalami perubahan sesuai dengan peran yang dijalankan,kemampuan untuk memberdayakan bawahan atau anggota sehingga timbul inisiatif untuk berkreasi dalam bekerja dan hasilnya lebih bermakna bagi organisasi dengan sekali-kali pemimpin mengarahkan,menggerakkan dan mempengaruhi anggota. Inisiatif pemimpin harus direspon sehingga dapat mendorong timbulnya sikap mandiri dalam bekerja dan berani mengambil keputusan dalam rangka percepatan pencapaian tujuan organisasi.
            Kemampuan mempengaruhi orang lain kearah tujuan tertentu sebagai indikator keberhasilan seorang pemimpin. Penerapan kepemimpinan sangat ditentukan oleh situasi kerja atau keadaan anggota atau bawahan dan sumberdaya pendukung organisasi. Karena itu jenis organisasi dan situasi kerja menjadi dasar pembentukan pola kepemimpinan seseorang. Sebagai contoh kepemimpinan dalam bidang pendidikan tentunya berbeda dengan kepemimpinan pada organisasi swasta yang lebih berorientasi pada keuntungan.
            Pada organisasi nonprovit orientasi kepemimpinan lebih mengarah pada pemberdayaan seluruh potensi organisasi dan menempatkan bawahan atau karyawan sebagai penentu keberhasilan pencapaian organisasi,maka sentuhan tergadap faktor-faktor yang dapat menimbulkan moral kerja dan semangat untuk berprestasi menjadi perhatian utama.
            Perasaan dihargai,dilibatkna didalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan bidang tugasnya dan perhatian pimpinan  terhadap keluhan,kebutuhan dan saranserta pendapat dari bawahan meriapakn prasyarat bagi terciptanya iklim kerja yang kondusif sebagai awal tumbuhnya budaya organisasi.
            Pada organisasi yang berorientasi pada keuntungan sangat antusias mengejar target produktivitas organisasi yang bersifat kuantitatif beruapa barang dan atau jasa. Maka untuk mencapai standar,perhatian pada manusia dan alat sebagai penentu prosuktivats menjadinprioritas utama. Apabila performasi karyawan sudah maksimal sedangkan produktivitas perlu ditingkatkan,maka pilihannya adalah menambah peralatan atau mesin. Namun,apabila kinerja anggota organisasi belum mencapai target karena keterbatasan skill atau pengetahuan dalam penggunaan peralatan maka alternative yang dekat adalah pengembangan karyawan.
            Melihat kenyataan,lingkungan terus mengalami perubahan,maka peran pemimpin tidak hanya berusaha menyesuaikan organisasi terhadap penggerakkan inovasi dari luar,akan tetapi pemimpin yang berhasil apabila mampu membawa organisasi sebagai referensi bagi institusi lainnya. Kreativitas dan inovasi muncul dalam suasana yang kompetetif dan penuh konflik diantara anggota untuk berbuat lebih baik pada setiap kesempatan.[16]
            Karena itu organisasi harus selalu belajar untuk melakukan perubahan yang terus menerus. Melakukan pembelajaran berarti menetapkan strategi inovasi,perbaikan berkelanjutan,komitmen terhadap tugas dan berorientasi pada tujuan organisasi. Organisasi pembelajar dicirikan adanya keterbukaan,pertumbuhan,dan pengambilan resiko.
            Pada dasarnya pada diri manusia terdapat rasa keinginan kuat untuk belajar. Karyawn merasa tersiksa apabila perusahaan menghalangi karyawannya yang ingin belajar. Karyawan merasa frustasi ketika bisa menerapkan apa yang diketahuinya,rasa kecil hati akan timbul ketika organisasi melakukan kesalahan yang tidak semestinya. Membentuk organisasi yang mampu belajar dapat memulihkan atau menyemangati kembali tempat bekerja.
            Pemimpin yang efektif harus belajar dari kesalahan pada masa lalu dan berusaha memperbaiki dengan cara yang bijak dan memberikan kesempatan pada karyawan untuk memberikan kritik dan saran perbaiakan. Karyawan yang selalu belajar tahu akan tugas dan kewajiban untuk menjadikan organisasi lebih kompetitif.


[1] DR. Kartini Kartono,Pemimpin dan Kepemimpinan Apakah Pemimpin Abnormal Itu?,Jakarta. PT Raja Grafindo. 2002,hlm. 2.
[2] Tikno Lensufiie,Leadership untuk Profesional dan Mahasiswa,ESENSI. 2010,hlm. 2.
[3] Abdullah Masmuh,komunikasi Organisasi Dalam Prespektif  Teori dan Praktek,Malang.UMM pers. 2010,hlm. 245.
[4] Dr. Inu Kencana Syafiie, M.si. Kepemimpinan Pemerintahan Indonesia,Bandung,PT RINAKA CIPTA. 2013,hlm. 1.
[5] Abd. Wahab&Umiarso,Kepemimpinan Pendidikan dan Kecerdasan Spritual,Jogjakarta.AR-RUZZ MEDIA. 2011,hlm. 89.
[6] Abd. Wahab&Umiarso,Kepemimpinan Pendidikan dan Kecerdasan Spritual,Jogjakarta.AR-RUZZ MEDIA. 2011,hlm. 89.
[7] Abdullah Masmuh,Komunikasi Organisasi Dalam Prespektif Teori dan Praktek, Malang.UMM pers. 2010,hlm. 246.
[8] Sutarto,Dasar-dasar Kepemimpinan Administrasi,Yogyakarta. Gajah Mada University Pers. 1996,hlm. 13.
[9] Dr. Inu Kencana Syafiie, M.si. Kepemimpinan Pemerintahan Indonesia, Bandung,PT RINAKA CIPTA,2013,hlm.2.
[10] Prof. DR. Veithzal Rivai,M.B.A,Kiat Memimpin dalam Abad ke-21,Jakarta. PT RAJA GRAFINDO PERSADA 2004,hlm. 65.
[11] DE, Kartini Kartono. Pemimpin dan Kepemimpinan Apakah Pemimpin Abnormal Itu?, Jakarta. PT Raja Grafindo.2002,hlm. 27.
[12] Dr. Inu Kencana Syafiie, M.si. Kepemimpinan Pemerintahan Indonesia,Bandung,PT RINAKA CIPTA 2013,hlm.3.
[13] Prof. Dr. Veithzal Rivai,M.B.A. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta. PT RAJA GRAFINDO PERSADA.2012,hlm. 3. 
[14] Prof. Dr. Veithzal Rivai,M.B.A. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta. PT RAJA GRAFINDO PERSADA.2012,hlm. 5.
[15] Dr. Wahyudi. Manajemen Konflik dalam organisasi. 2011,Bandung. ALFABETA,hlm. 117.
[16] Dr. Wahyudi. Manajemen Konflik dalam organisasi. 2011,Bandung. ALFABETA,hlm. 121.
 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar